PuisiTerbaik- Kumpulan Puisi Terbaik Karya Taufik Ismail Karangan Bunga Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke salemba Sore itu. Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi. Salemba Alma Mater, janganlah bersedih Bila arakan ini bergerak pelahan Menuju Sastraangkatan 1966, bentuk: puisi. Karya: Taufiq Ismail. Ini adalah salah satu puisi perjuangan demi cinta tanah air dan bangsa. Dari buku: Tirani dan Benteng. Waktu penulisan: tahun 1966. —. Tiga anak kecil. Dalam langkah malu-malu. Datang ke Salemba. PuisiKarangan Bunga Taufiq Ismail. Sastrawan Taufiq Ismail membacakan puisi saat Rapat Pleno Pengundian Nomor Urut Partai Peserta Pemilu Anggota DPR dan DPRD 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Senin (14/1/2013). . ï»żTentang Puisi dan Penulis Taufiq Ismail adalah seorang penyair terkemuka Indonesia yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 25 Juni 1935. Beliau adalah pendiri majalah sastra Horison pada tahun 1966 dan juga mendirikan Dewan Kesenian pada tahun 1968. Taufiq Ismail adalah seorang lulusan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia di Bogor pada tahun yang 1963 yang sudah berganti namanya menjadi Institut Pertanian Bogor. Taufiq sudah menerbitkan sejumlah buku kumpulan puisi, di antaranya Manifestasi 1963; bersama Goenawan Mohamad, Hartojo Andangjaya, Benteng 1966; mengantarnya memperoleh Hadiah Seni 1970; Tirani 1966; Puisi-puisi Sepi 1971; Kota, Pelabuhan, Ladang, Angin, dan Langit 1971; Buku Tamu Museum Perjuangan 1972; Sajak Ladang Jagung 1973; Puisi-puisi Langit 1990; Tirani dan Benteng 1993; dan Malu Aku Jadi Orang Indonesia 1999. Karangan Bunga juga termasuk di dalam antologi karya Taufiq Ismail yang berjudul Tirani dan Benteng. Puisi ini ditulis pada tahun 1966 saat terjadinya demonstrasi mahasiswa Indonesia melawan Orde Lama. Ringkasan Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail Puisi yang ditulis di tahun 1966 ini memberikan sedikit gambaran mengenai apa yang terjadi di tahun 1966 saat mahasiswa Indonesia yang bergabung dalam KAMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia mendemo pemerintah Orde Lama yang saat itu masih dipimpin oleh Soekarno. Demonstrasi ini terjadi karena berbagai macam faktor. Tiga diantaranya, yang merupakan faktor paling utama dan juga merupakan tuntutan mahasiswa Indonesia pada saat itu adalah Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya Perombakan kabinet Dwikora Turunkan harga sembako Ketiga tuntutan ini kemudian dikenal sebagai Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura. Tuntutan pertama dan kedua sudah diserukan sebelumnya oleh KAP-Gestapu Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan September Tigapuluh, sedangkan tuntutan ketiga baru diserukan saat itu. Tuntutan ketiga inilah yang kemudian menarik perhatian masyarakat sebab tuntutan ini menyentuh kepentingan orang banyak, terutamanya mereka yang berada di kelas menengah ke bawah. PKI saat itu merupakan penyokong kekuatan terbesar yang Soekarno miliki. Memang, PKI telah membantu Soekarno saat beliau merasa dikhianati Angkatan Darat yang hanya setengah hati dalam meng”Ganyang Malaysia”. Alasan Soekarno membentuk gerakan “Ganyang Malaysia” ini didasari oleh adanya gerakan anti-Indonesia dimana para demonstran menyerbu gedung KBRI sambil membawa lambang negara Garuda Pancasila ke Tunku Abdul Rahman –yang merupakan Perdana Menteri Malaysia saat itu− dan memintanya untuk menginjak lambang negara. Saat itulah amarah Soekarno meledak. Angkatan Darat yang paham betul bahwa armadanya tak mungkin mampu melawan tentara Inggris, yang menyokong penuh pertahanan Malaysia, akhirnya melawan Malaysia setengah hati. Fakta ini membuat Soekarno merasa dikhianati, oleh sebab itu beliaupun meminta dukungan PKI. Namun, PKI memandang ini tidak sepenuhnya sebagai tindakan perlindungan atas tanah air, melainkan kesempatan untuk memperluas kekuasaannya di ranah politik Indonesia. Kekuatan dan pengaruh komunis dari PKI yang semakin lama semakin membesar ini dikhawatirkan mahasiswa Indonesia. Mereka tidak ingin Indonesia lepas dari fundamental demokratis Pancasila yang merupakan jati diri rakyat Indonesia. Kerja sama Soekarno dan PKI pun semakin lama semakin meresahkan, sebab jelas mereka tak mampu mensejahterakan rakyat. Perekonomian rakyat Indonesia saat itu sangat rendah, inflasi mencapai 650%, rakyat Indonesia terpaksa memakan makanan yang tak bergizi, bahkan memakai pakaian dari karung. Di tengah kemelut itu, menteri-menteri bidang keuangan dan ekonomi dari kabinet Dwikora malah membuat kebijakan yang semakin menyengsarakan rakyat. Beberapa kebijakan tersebut adalah kebijakan devaluasi rupiah lama ke rupiah baru salah satunya adalah devaluasi dari Rp 1000 rupiah lama menjadi Rp 1 rupiah baru, dan juga kebijakan peningkatan harga bensin hingga empat kali lipat. Kebijakan-kebijakan ini tentunya akan berdampak besar bagi perekonomian Indonesia yang pada saat itupun belum stabil. Harga-harga barang tentunya akan naik dan rakyat-rakyat kecilpun akan semakin sengsara. Hal inilah yang membuat mahasiswa gerah dan membuat mereka melakukan demonstrasi. Mahasiswa pun merancang aksi demonstrasinya di Kampus UI Salemba. Beberapa kali mereka melakukan aksinya ini, namun tak digubris. Hingga suatu waktu, protes mereka membuat pitam Soekarno dan akhirnya Soekarno merespon dengan tegas bahwa ia tak akan membubarkan PKI. Keputusan Soekarno ini meledakkan amarah mahasiswa yang akhirnya menyebabkan kekacauan di Istana Negara. Salah satu mahasiswa, Arief Rahman Hakim, mati ditembak di tempat oleh pasukan Tjakrabirawa. Peristiwa inilah yang kemudian mendasari Taufiq Ismail dalam menulis puisi berjudul Karangan Bunga. Analisis Singkat Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail Puisi singkat ini menggambarkan kejadian setelah terjadinya peristiwa penembakan terhadap seorang mahasiswa Universitas Indonesia, oleh pasukan Tjakrabirawa. Penembakan ini terjadi saat Alm. Arief Rahman Hakim berhasil menerobos pagar betis di Istana Negara dan menuntut keras pada Presiden Indonesia saat itu untuk membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya. Tuntutan mahasiswa yang tak dipenuhi Presiden ini membuat suasana semakin pecah dan berujung pada tertembaknya Alm. Arief Rahman Hakim. Kejadian ini sontak mengundang simpati dan duka seluruh rakyat Indonesia, bahkan simpati dari mereka yang tak paham akan apa yang terjadi dibalik demonstrasi ini. Mereka yang tak tahu-menahu ini digambarkan Taufiq dengan sosok Tiga anak kecil’. Ketiga anak yang masih lugu dan malu-malu’ ini hanya mengerti bahwa ini adalah kejadian yang menyedihkan dan tragis sebab seseorang telah meninggal. Anak-anak yang polos ini datang ke Kampus UI Salemba, yang merupakan basis mahasiswa dalam melakukan aksi demonstrasinya, untuk menunjukkan belasungkawa. Karangan bunga berpita hitam yang mereka bawa semakin menegaskan suasana berkabung yang terjadi di tempat itu. Warna hitam pun disorot di dalam puisi ini untuk menggambarkan duka yang terjadi. Alm. Arief Rahman Hakim disebut sebagai Kakak’ di dalam puisi ini seakan-akan Arief adalah kakak kandung mereka sendiri. Hal ini menggambarkan kedekatan emosional anak-anak tersebut dengan Arief, bahwa apa yang dilakukan Arief adalah tindakan yang lumrah dilakukan seorang kakak untuk melindungi adik-adiknya dari kesengsaraan yang mereka alami. Gaya Bahasa Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail Sudut Pandang Taufiq menggunakan dua sudut pandang di puisi ini. Di 4 baris pertama ia menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Tampak dari penggunaan kata ganti Tiga anak kecil’ di baris pertama, yang sama artinya dengan mereka’. Sedangkan untuk 5 baris terakhir, Taufiq menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal ini tergambar jelas dari penggunaan kata kami’ di baris ke-5 dan ke-7, seolah-olah sang penulis juga merupakan salah satu dari tiga anak kecil tersebut. Simbolisme Cukup banyak simbolisme yang digunakan di dalam puisi ini meskipun puisi ini tidak terlalu panjang. Dari judul saja Karangan Bunga’ sudah menggambarkan duka yang terjadi dibalik penulisan puisi ini. Berikutnya adalah penggunaan subyek Tiga anak kecil’ yang digunakan untuk mewakili pihak-pihak tak bersalah dan tak tahu-menahu akan apa yang diketahui oleh mahasiswa-mahasiswa pendemo ini. Akan tetapi tiga anak kecil’ ini mengerti tragedi apa yang sedang terjadi, yaitu penembakan. Kata malu-malu’ yang digunakan pun semakin menegaskan kenaifan dan kepolosan anak-anak tersebut. Pita hitam pada karangan bunga’ mewakili suasana duka yang ada. Seperti yang kita telah ketahui, saat seseorang meninggal pasti akan banyak karangan bunga duka cita yang diantar ke kediaman orang yang meninggal tersebut. Warna hitam’ disini sengaja dipilih untuk mewakili kesedihan yang ada, sebab warna hitam merupakan simbol warna universal yang mewakili kesedihan, kehilangan, dan kepedihan. Terakhir adalah simbol siang tadi’ yang mewakili kejadian yang terjadi di siang hari sebelumnya, yaitu insiden penembakan mahasiswa oleh pasukan Tjakrabirawa di Istana Presiden. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, peristiwa ini terjadi karena adanya demonstrasi mahasiswa yang menuntut Tritura. Latar Belakang Latar tempat Puisi ini mengambil lokasi di Kampus UI Salemba, yang merupakan basis mahasiswa dalam mencanangkan aksi demonstrasinya menuntut Presiden Soekarno Latar waktu Ada dua latar waktu yang tersurat dalam puisi ini. Yang pertama adalah waktu sore hari dimana semua orang telah berkumpul di Salemba untuk berkabung, berduka atas meninggalnya Alm. Arief Rahman Hakim. Yang kedua adalah latar waktu di siang hari saat terjadi penembakan oleh pasukan Tjakrabirawa. Latar suasana Jelas tergambar suasana sedih dan berkabung dalam puisi ini. Suasana ini semakin jelas saat tiga anak kecil ini memberikan karangan bunga yang berpita hitam dan saat disebutkan bahwa kakak’ tersebut mati ditembak Whether you’re aiming to learn some new marketable skills or just want to explore a topic, online learning platforms are a great solution for learning on your own schedule. You can also complete courses quickly and save money choosing virtual classes over in-person ones. In fact, individuals learn 40% faster on digital platforms compared to in-person learning. Some online learning platforms provide certifications, while others are designed to simply grow your skills in your personal and professional life. Including Masterclass and Coursera, here are our recommendations for the best online learning platforms you can sign up for today. The 7 Best Online Learning Platforms of 2022 Best Overall Coursera Best for Niche Topics Udemy Best for Creative Fields Skillshare Best for Celebrity Lessons MasterClass Best for STEM EdX Best for Career Building Udacity Best for Data Learning Pluralsight Analisis Puisi Karangan Bunga Karya Taufik Ismail Kt Puisi - Poetry is a literature that contains many building elements, one of which is the meaning of poetry, to analyze the meaning of a poem, a semiotic approach to poetry can be used. Semiotics has a meaning as a sign. The sign here can be a theme, value or meaning of a word or sentence in poetry. In this study, the researcher will analyze the poem entitled "Wreath of Flowers" by Taufik Islamil..analisis puisi karangan bunga karya taufik ismail kt puisi, riset, analisis, puisi, karangan, bunga, karya, taufik, ismail, kt, puisi LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Kesimpulannya, makna puisi "Karangan Bunga" karya Taufiq Ismail adalah kepahlawanan dan rasa kehilangan terhadap seseorang yang berjasa. Baca juga Makna Puisi Metamorfosis Karya Sapardi Djoko Damono Menganalisis Puisi "Karangan Bunga" Karya Taufik Ismail. Arti istilah analisis analysis dianggap berkaitan erat dengan pengertian evaluasi terhadap situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk di dalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan. Ringkasan dan Analisis Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail 2022 Tentang Puisi dan Penulis Taufiq Ismail adalah seorang penyair terkemuka Indonesia yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 25 Juni 1935. Beliau adalah pendiri majalah sastra Horison pada tahun 1966 dan juga mendirikan Dewan Kesenian pada tahun 1968. Download Citation ANALISIS SEMIOTIK PADA PUISI "KARANGAN BUNGA" KARYA TAUFIK ISMAIL Poetry is a literature that contains many building elements, one of which is the meaning of poetry, Analisis Semantik Pada Puisi "Karangan Bunga" Karya Taufik Ismail Pengkajian puisi menggunakan metode semantik berusaha untuk menalarkan kata- kata yang terdapat dalam puisi tersebut dengan dibatasi oleh jenis-jenis makna berupa makna leksikal, makna gramatikal, makna referensial, dan makna kias. Recommended Posts of Analisis Puisi Karangan Bunga Karya Taufik Ismail Kt Puisi Puisi Karangan Bunga merupakan salah satu karya sastra fenomenal ciptaan Taufik Ismail yang cukup populer. Terlepas dari kepopuleran yang dimiliki Puisi Karangan Bunga, makna yang terkandung dalam ciptaan Taufik ismail juga menyisipkan beberapa pesan moral yang bisa dipetik dalam Puisi Karangan Bunga untuk para pendengarnyaAnalisis makna puisi karangan bunga bertujuan untuk mengetahui apa Maksud Puisi Karangan Bunga Taufik Ismail. Maksud puisi karangan bunga karya taufik ismail dapat kita identifikasi melalui bentuk Tipografi Penulisan Puisi Karangan Bunga, Latar Belakang Puisi Karangan Bunga, serta melalui Makna Simbolik Pita Hitam Dalam Karangan Bunga. data yang digunakan adalah puisi karya Taufik Ismail yang berjudul "Karangan Bunga" yang diterbitkan pada tahun 1966. Hasil penelitian memperoleh kesimpulan sebagai berikut 1 is a literature that contains many building elements, one of which is the meaning of poetry, to analyze the meaning of a poem, a semiotic approach to poetry can be used. Semiotics has a meaning as a sign. The sign here can be a theme, value or meaning of a word or sentence in poetry. In this study, the researcher will analyze the poem entitled "Wreath of Flowers" by Taufik Karangan Bunga adalah puisi karya Taufiq Ismail yang ditulis tahun 1966 dalam kumpulan puisi Tirani dan Benteng, pada saat munculnya gerakan mahasiswa yang menentang kekuasaan orde lama pimpinan Soekarno. Taufiq Ismail sendiri dikenal sebagai akademisi yang juga seorang Karangan Bunga Taufiq Ismail - Puisi Karangan Bunga Taufiq Ismail Karangan Bunga Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke salemba Sore itu. Ini dari Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail. Karangan Bunga. Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu. Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi. 1966. Sumber Tirani dan Benteng 1993Dikutip dari buku Pembelajaran Puisi, Apresiasi dari Dalam Kelas 2020 karya Supriyanto, berikut isi puisi "Dengan Puisi, Aku" Dengan Puisi, aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti. Dengan puisi, aku bercinta Berbatas cakrawala. Dengan puisi, aku mengenang Keabadian yang akan datang . Baca juga Makna Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Puisi Karangan Bunga Karya Taufik Ismail Kt Puisi - Vidio ini tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi karangan Bunga karya Taufik Ismail salah satu karya terpenting angkatan 66..analisis puisi karangan bunga karya taufik ismail kt puisi, riset, analisis, puisi, karangan, bunga, karya, taufik, ismail, kt, puisiPuisi Karangan Bunga Taufiq IsmailKarangan BungaTiga anak kecilDalam langkah malu-maluDatang ke salembaSore itu."Ini dari kami bertigaPita hitam pada vernakular yang dimaksud adalah puisi dengan dokumentasiAnalisis Puisi Karya Taufik WA 0822-4602-4567 Karangan Bunga Papan Bunga Ucapan WA 0822-4602-4567 Analisis Puisi Karya Taufik Ismail Analisis Puisi Karya Taufik Ismail - Taufik Ismail Nare - Fisip Unmul. 'dpsdn, qgxvwul .hodsd 6dzlw whukdgds 3hpehugd ddq 0dv dudndw 7dxiln. Conclusion From Analisis Puisi Karangan Bunga Karya Taufik Ismail Kt Puisi Analisis Puisi Karangan Bunga Karya Taufik Ismail Kt Puisi - A collection of text Analisis Puisi Karangan Bunga Karya Taufik Ismail Kt Puisi from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Karangan BungaTiga anak kecilDalam langkah malu-maluDatang ke salembaSore dari kami bertigaPita hitam pada karangan bungaSebab kami ikut berdukaBagi kakak yang ditembak matiSiang tadiKarya Taufiq Ismail, Tirani, 1966Gambar kumpulan puisi “Tirani dan Benteng”Puisi Karangan Bunga adalah puisi karya Taufiq Ismail yang ditulis tahun 1966 dalam kumpulan puisi Tirani dan Benteng, pada saat munculnya gerakan mahasiswa yang menentang kekuasaan orde lama pimpinan Soekarno. Taufiq Ismail sendiri dikenal sebagai akademisi yang juga seorang aktivis. Beliau pernah menjadi aktivis PII Pelajar Islam Indonesia dan Ketua Senat Mahasiswa FKHP-UI Bogor sekarang IPB. Dalam perjalannya Taufiq Ismail adalah seorang sastrawan angkatan ’66 yang lekat dengan semangat pergerakannya. Salah satunya adalah Karangan Bunga’ yang dilatarbelakangi oleh demonstrasi mahasiswa tahun 1966 yang berakhir pada turunnya Soekarno sebagai presiden melalui Surat Perintah Sebelas Maret yang ditafsirkan oleh Soeharto untuk mengambil pucuk kepemimpinan Negara dan mencegah terjadinya vacuum of power. Demontrasi mahasiswa pada tahun 1966 adalah puncak reaksi mahasiswa terhadap kepemimpinan orde lama yang dianggap sudah menyimpang dan dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah masalah besar seperti inflasi harga kebutuhan pokok dan pemberantasan PKI. Pada tahun 1966 akhirnya mahasiswa yang tergabung dalam berbagai golongan seperti KAMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia, GMNI Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Gemsos Gerakan Mahasiswa Sosialis dan masih banyak lagi seperti HMII, GMKI dan HMI turun ke jalan untuk melakukan aksi protes terhadap pemerintahan Orde Lama pada saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa adanya rasa kepemilikan secara utuh dari para mahasiswa terhadap NKRI yang ditunjukkan dari reaksi mahasiswa yang berbentuk aksi dan demonstrasi terhadap pemerintahan Indonesia dibawah orde lama yang dianggap sudah tidak relevan untuk berkuasa di Indonesia. Dalam perjalanannya menuju perubahan, jelas banyak sekali tantangan dan rintangan yang dihadapi para mahasiswa dalam melakukan usaha usaha untuk menurunkan orde lama pimpinan soekarno. Bahkan salah satu tokoh mahasiswa tahun 1966 yaitu Soe Hok Gie yang hingga kini masih dianggap sebagai aktivis paripurna’ atau aktivis yang secara kemampuan rasa, daya pikir dan intelektualnya sangat baik , menuliskan satu kutipan yang sangat keras menentang orde lama dalam buku hariannya yang telah dijadikan sebuah buku berjudul Catatan Seorang Demonstran’ bahwa Soekarno, Hatta dan Sjahrir adalah para pemimpin yang pantas dihukum gantung di lapangan Banteng. Terlepas dari pemikiran seorang Soe Hok Gie, pernyataan tersebut mengindikasikan bagaimana pemikiran mahasiswa pada saat itu tentang pemerintahan orde lama yang dianggap sudah menyimpang dan itu pula yang melahirkan adanya sebuah gerakan mahasiswa tahun 1966 yang dalam sejarah bangsa Indonesia merupakan catatan sejarah pergerakan mahasiswa yang berhasil menurunkan Presiden Republik ini yang pada kelanjutannya akan terjadi gerakan mahasiswa yang berhasil menurunkan kepala Negara untuk kedua kalinya pada tahun 1998 atau yang dikenal dengan Reformasi. Demonstrasi pada zaman itu dikenal sebagai salah satu alat perjuangan selain menggunakan media lain seperti mimbar bebas , aksi strategis, ataupun audiensi yang juga sama pentingnya dalam melakukan perubahan. Di Negeri ini mahasiswa dikenal sebagai sekumpulan orang yang menjadi ujung tombak rakyat dalam mengawal pemerintahan ini erat kaitannya dengan Tridharma Perguruan Tinggi yang pada intinya menempatkan mahasiswa menjadi kelompok masyarakat yang terbuka dengan masyarakat luas untuk berguna dan mencerdaskan masyarakat. Apapun program studi yang dipelajari oleh seorang mahasiswa , apakah itu sebuah ilmu praktis ataupun ilmu dasar , seluruh mahsiswa tetap mempunyai kewajiban moral yang sama untuk menjadi orang terdepan yang memperbaiki Negara ini dari segala bidang yang sesuai dengan kemampuannya dan salah satunya menjadi Wakil Rakyat’ dalam mengawal pemerintahan. Karena pada hakikatnya pergerakan mahasiswa adalah sebuah gerakan murni tanpa kepentingan golongan manapun , maka saat mahasiswa bergerak maka kepentingan yang akan diperjuangkan adalah hak seluruh rakyat, bukan segolongan masyarakat. Tapi dewasa ini tidak dapat dipungikiri bahwa gerakan mahasiswa mengalami degradasi kualitas , banyaknya mahasiswa yang tidak meresapi Tridharma Perguruan Tinggi dan bersikap masa bodoh’ terhadap realita yang sekarang ada dalam masyarakat dan pemerintahan, membuat budaya mahasiswa yang kuat sebagai pemuda yang cerdas dalam kepekaan dan daya intelektualnya membuat mahasiswa hari ini tidak mempunyai jiwa mahasiswa yang sesungguhnya , hanya status formal dan akademis yang membuat seseorang menjadi mahasiswa, bukan peran dan jiwanya. Perlu ditekankan bahwa gerakan mahasiswa tidak hanya bergerak dalam bidang sosial-politik, tetapi menyeluruhi seluruh bidang yang ada dalam masyarakat seperti sosial, ekonomi, politik, pendidikan bahkan mahasiswa pun bukan hanya berbentuk demonstrasi yang terkadang mendapat sedikit tanggapan miring dari beberapa golongan masyarakat karena dianggap tidak jelas tujuannya dan menggangu ketertiban tetapi juga kegiatan penggalangan dana, pengajaran di desa desa terpencil dan masih banyak lagi yang pada intinya adalah pengabdian kepada masyarakat, maka dari itu pergerakan mahasiswa dan mahasiswa tidak bisa dipisahkan , karena pergerakan mahasiswa dan Tridharma Perguruan Tinggi sebagai pedoman Mahasiswa pun saling terkait. Dalam dunia pergerakan mahasiswa dalam sejarah, Universitas Indonesia adalah sebuah Universitas yang dimana mahasiswanya dikenal dan dikenang dalam sejarah sebagai Singa Pergerakan’. Ini bisa dilihat dalam catatan sejarah dalam peristiwa pergerakan mahasiswa di tahun 1966 dan 1998 dimana mahasiswa berperan penting dalam perjalanan perubahan pada masa orde lama menuju orde baru dan orde baru menuju reformasi mahasiswa Universitas Indonesia menjadi salah satu motor penggerak bagi gerakan mahasiswa seluruh Indonesia. Dimana pada masa tersebut mahasiswa Universitas Indonesia sering mengadakan diskusi diskusi tentang keadaan bangsa dan menunjukkan sikap kritisnya. Jika 1966 dan 1998 menjadi tahun yang dianggap sebagai tahun perubahan lewat gerakan mahasiswa , ada satu lagi peristiwa pergerakan mahasiswa yang menjadi titik kelam’ bagi pergerakan mahasiswa Indonesia. Peritiwa tersebut bernama MALARIMalapetaka Lima Belas Januari yang terjadi atas sebuah konspirasi yang pada akhirnya memberikan label negatif pada mahasiswa Indonesia pada saat itu. Pada peristiwa itu terjadi huru hara besar yang terjadi karena adanya oknum oknum yang menyelinap masuk kedalam rombongan demonstran dan berbuat rusuh dengan menggunakan Jakun’ palsu yang dijatuhkan dari helikopter dan memancing keributan yang akhirnya mengorbankan mahasiswa sebagai kambing hitam’ dalam kejadian tersebut. Atas kejadian yang merugikan banyak pedagang dan masyarakat tersebut, Hariman Siregar yang merupakan mahasiswa FK-UI yang menjadi pimpinan aksi pada saat itu dihukum penjara selama 6 tahun lamanya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada saat itu pemerintahan orde baru sangat keras dalam menentang berbagai pihak yang berusaha mengorek’ kebobrokan pemerintahannya. Pergerakan mahasiswa sebagai gerakan murni bukannlah hal yang mudah untuk dijalani , bisa kita lihat dalam realita hari ini bahwa seorang mantan’ aktivis yang terjun kedalam dunia politik pun bisa melakukan hal hal yang pada saat mahasiswa ia tentang seperti korupsi , contoh terbaru dalam kasus seperti ini adalah kasus korupsi yang dilakukan Anas Ubaningrum. pengorbanan yang dilakukan oleh Hariman Siregar dan mahasiswa yang terbunuh pada tahun 1998 pun merupakan suatu kejadian yang bisa kita kaitkan dengan Puisi Karangan Bunga karya Taufiq Ismail dari segi suasana dan pesan yang disampaikan. Penjelasan mengenai pergerakan mahasiswa sangat berkaitan erat dengan puisi Karangan Bunga’ karya Taufiq ismail yang jika ditelaah , adalah sebuah refleksi nilai mengenai perjuangan mahasiswa untuk menjadikan Indonesia lebih baik sebuah rasa senasib seperjuangan’ yang ingin ditanamkan oleh Taufiq Ismail dan secara tidak langsung mencitrakan bahwa masyarakat Indonesia sangat percaya dan terbantu oleh adanya pergerakan mahasiswa pada saat itu. Penjelasan mengenai pergerakan mahasiswa di atas adalah sebuah gambaran bahwa pada hakikatnya mahasiswa yang bergerak didasari dan harus didasari atas nama rakyat, sebuah rasa persatuan dan pesaudaraan sangat kental jika kita telaah seluruh bagian puisi tersebut dan mungkin penggambaran keadaan sosial masyarakat pada hari ini tidak seperti puisi tersebuat diciptakan , masyarakat yang semakin individualis, ketimpangan kelas sosial yang hari ini makin menggerogoti nilai nilai luhur asli Indonesia , yang hari ini membuat tidak adanya lagi rasa persatuan sebagai sebuah bangsa seutuhnya. cara masyarakatnya terlebih dikota kota besar hari ini melihat sesuatu hal dengan pendekatan untung-rugi ,seluruhnya diukur dengan , suatu penuruan nilai, norma dan cara pandang, Hari ini masyarakat Indonesia ada dalam proses penurunan kualitas dimana masyarakatnya hanya mementingkan dirinya sendiri , padahal sesungguhnya jika masyarakat menengah keatas bisa membantu masyarakat menengah kebawah maka masalah kemiskinan dan ketimpangan pendapatan dapat diminimalisir dan semua orang akan merasa menjadi bagian yang sama pentingnya untuk Negara ini. sebuah karya adalah refleksi dari kepribadian sang pencipta. Sama halnya dengan Karangan Bunga karya Taufiq Ismail, yang isinya adalah curahan hati dari apa yang dirasakan seorang Taufik Ismail dalam keadaan Indonesia, rakyatnya dan demonstrasi mahasiswa pada tahun1966. Taufiq Ismail yang dikenal sebagai aktivis dan sangat lekat dengan dunia kesusastraan dan sosial membuat karya karyanya menjadi sebuah media kritik sosial dan penggambaran keadaan sosial dari suatu masa saat karyanya diciptakan. Sebagai seorang sastrawan yang juga mempunyai fungsi kritik sosial , Taufiq Ismail adalah sebuah jaminan atas sebuah kritik sosial yang mendalam dan tepat sasaran , beberapa puisinya pun menjadi sebuah wejangan’ bagi masyarakat Indonesia. Bukan hanya dalam segi politik tetapi juga dalam segi sosial dan budaya. Taufiq Ismail membiarkan rasanya’ bermain dalam menciptakan sebuah karya dan membuka mata hatinya dalam melihat fenomena fenomena masyarakat yang dapat dijadikan sebuah pelajaran dan amanat yang baik bagi para pembacanya. Puisi Karangan Bunga merupakan sebuah puisi yang sangat menyentuh. Menggambarkan bagaimana perjuangan seorang demonstran yang terus maju menerjang walaupun halangan dan rintangan terus berkejaran mengincar jiwa mereka. Atas nama rakyat mereka bergerak menuju perubahan dan risiko yang besar pun mengancam tanpa adanya kepastian perubahan. dengan semangatnya para demonstran melakukan pengorbanan yang tidak bisa dinilai dengan materi. Bagaimana sebuah pengorbanan bagi Bangsa dan Negara adalah pengorbanan yang amat penting. Dalam puisi ini pula masyarakat Indonesia digambarkan menjadi satu kesatuan yang utuh , yang saat diamana ada satu bagian masyarakat tersebut tersakiti maka seluruh masyarakat Indonesia pun merasakan pedihnya. Menyadarkan kita bahwa harus ada yang kita lakukan sebagai bentuk partisipasi kita untuk Negeri ini , sebuah rasa terimakasih atas cakrawala nan indah, tanah yang luas dan air yang sejuk yang diberikan Sang Pencipta pada kita dan menyadarkan kita bahwa betapa besarnya jasa seorang pahlawan pada Negeri ini. sebuah perjuangan memang tidak menjamin sebuah perubahan. Tetapi tanpa perjuangan maka tidak akan ada perubahan. Lihat Sosbud Selengkapnya Tim indoSastra Pencari Karya Sastra yang Berjiwa Revolusi Sastra angkatan 1966, bentuk puisi Karya Taufiq Ismail Ini adalah salah satu puisi perjuangan demi cinta tanah air dan bangsa Dari buku Tirani dan Benteng Waktu penulisan tahun 1966 — Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi’ Originally posted 2012-11-20 170333. Republished by Blog Post Promoter

puisi karangan bunga taufik ismail